Danau Anggi



Ada dua buah danau besar di Pegunungan Arfak Manokwari. Namanya adalah Anggi Giji (Danau Laki-laki) dan Anggi Gida (Danau Perempuan). Ini adalah lokasi wisata alam di Kabupaten Pegunungan Arfak. Untuk menikmati keindahan pemandangannya, wisatawan bisa naik kendaraan 4WD ke puncak Kobrey yang terletak pada ketinggian sekitar 2,500 meter di atas permukaan laut. Lama perjalanan dari kota Manokwari adalah kurang lebih 5 jam. Kendaraan 4WD yang kita tumpangi akan menuju ke arah selatan melewati Distrik Oransbari dan Kota Ransiki. Sesampainya di Ransiki, wisatawan bisa berhenti sebentar untuk istirahat makan, belanja makanan ringan dan air mineral sebelum melanjutkan perjalanan ke Anggi. Ketika segalanya telah siap, wisatawan bisa melanjutkan perjalanannya lagi. Kendaraan akan berbelok ke kanan.

Panorama Danau Anggi di Manokwari
Pemandangan Danau Anggi Giji

Jalanan kemudian semakin terjal dan berkelok-kelok. Di sejumlah bagian ada sejumlah bagian yang belum diberi aspal. Hutan hujan tropis yang lebat dan jurang-jurang yang dalam menyuguhkan pemandangan alam Papua Barat yang mempesona. Sopir yang mengemudikan kendaraan sepanjang jalur ini haruslah yang berpengalaman dan sudah terbiasa melewati jalur jalan Ransiki- Anggi Gida dan Anggi Giji yang terjal dan berbahaya.


Memasuki Danau Anggi Gida, wisatawan akan melihat kampung-kampung di sepanjang pesisir danau. Masyarakat menanam sayur, ubi jalar serta bunga di pekarangan rumah mereka. Kebun--kebun warga setempat sebagian besar diberi pagar kayu yang cukup tinggi agar terlindung dari hama babi hutan. Bunga Rhododendron konori, Rhododendron laetum, Dahlia, Nepenthes dan berbagai macam bunga lainnya bisa dilihat di halaman rumah penduduk dan di lereng-lereng gunung yang mengitari danau. Kadang-kadang kalau lagi musim buah, wisatawan bisa membeli buah markisa manis yang masih segar dan baru dipetik dari kebun.

Foto Danau Anggi Gida (artinya: Danau Perempuan) di Kabupaten Pegunungan Arfak
Pemandangan Danau Anggi Gida

Pemandangan Danau nampak masih sangat alami. Perairannya tenang dan di beberapa bagian ada pantai yang berpasir putih. Ini merupakan keunikan tersendiri dari Danau Anggi. Wisatawan berhenti sejenak di sebuah tikungan yang menghadap Danau Anggi Gida tersebut. Wisatawan mengambil foto pemandangan menggunakan ponsel atau drone, maupun foto selfie. Udara di sini terasa segar dan dingin.

Sebagai pemandu turis, saya sudah beberapa kali menemani wisatawan menginap di rumah penduduk di kampung-kampung sepanjang tepian Danau Anggi. Hotel berbintang belum ada di sana. Restoran mewah juga tidak tersedia. Yang ada adalah warung-warung makan sederhana yang sering dikunjungi para pegawai pemerintah dan masyarakat yang bekerja di Irai, Kabupaten Pegunungan Arfak. Pada malam hari suhu udaranya sangat dingin. Oleh karena itu, wisatawan yang ingin pergi ke sana harus membawa baju hangat yang cukup tebal, kaos kaki, topi penutup kepala dan telinga serta sarung tangan.

Wisatawan bisa menginap di Danau Anggi atau melanjutkan perjalanan kembali ke Manokwari pada hari yang sama dengan melalui rute yang berbeda melewati Minyambouw, dan Mokwam. Di sekitar Mokwam ada beberapa kampung yang sudah terkenal sebagai destinasi pengamatan burung seperti Syioubri, Kwau, Maybri dan Minggre. Di sana juga sudah ada beberapa rumah singgah atau guesthouse yang bisa dipakai wisatawan untuk menginap. Jika ada yang ingin menonton burung pintar, Western Parotia, Magnificent Bird of Paradise, dan Black Sicklebill, hal ini sebaiknya dilakukan di pagi hari atau sore hari. Sebaiknya wisatawan membawa kamera dan teropong (binocular) jika ingin mengamati burung-burung tersebut dengan baik.

Setelah menikmati keindahan alam Danau Anggi dan pemandangan pegunungan Arfak yang kaya dengan berbagai jenis bunga serta burung-burung cendrawasih, bertemu penduduk Arfak yang ramah, wisatawan bisa kembali ke Manokwari. Oleh Charles Roring