Burung Cendrawasih Belah Rotan (Diphyllodes magnificus) hidup di hutan hujan tropis Tanah Papua terutama di daerah pegunungan rendah. Burung surga ini indah sekali warnanya sehingga menjadi target pengamatan yang penting di kalangan wisatawan pengamat burung yang berkunjung ke Tanah Papua.
Di Tanah Papua ada banyak tempat yang menjadi lokasi wisata pengamatan Burung Cendrawasih beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
Cendrawasih Belah Rotan di Hutan Ayapokiar, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat
Hutan Susnguakti terletak di kawasan timur dari Pegunungan Arfak. Ada banyak spesies burung tropis Papua yang bisa dilihat di sana termasuk Cendrawasih Kuning Kecil, Cendrawasih Dada Biru (Toowa Cemerlang), serta Cendrawasih Raja. Cendrawasih Belah Rotan lebih dikenal oleh warga setempat dengan nama Knang bisa diamati pada elevasi yang lebih tinggi.
Hutan Kwau dan Hutan Syioubri - Ini adalah 2 wilayah hutan yang berdampingan dan sudah lama sekali menjadi destinasi penting bagi wisatawan yang ingin melihat Cendrawasih serta burung-burung endemik Papua. Kampung Syioubri dan Kampung Kwau telah dikenal luas di kalangan pengamat burung dalam dan luar negeri sebagai destinasi utama untuk ekowisata hutan. Para wisatawan datang dari dalam negeri dan juga luar negeri seperti Asia, Eropa, Amerika Serikat da
Hutan Ayapokiar terletak di Pegunungan Tambrauw. Wisatawan yang ingin ke sana perlu naik pesawat ke kota Manokwari terlebih dahulu. Setelah itu, perjalanan ke Kampung Ayapokiar bisa dilanjutkan dengan menaiki kendaraan 4WD dari Manokwari. Wisatawan bisa juga naik pesawat kecil Cessna Caravan 208 ke Distrik Kebar lalu melanjutkan perjalanan bisa dilanjutkan ke Kampung Ayapokiar dengan naik kendaraan 4WD. Biasanya kendaraan milik pastoran Katolik Senopi bisa disewa untuk mengantar wisatawan ke Ayapokiar dengan membayar jasa antar ke pastor.
Fef adalah ibukota Kabupaten Tambrauw yang terletak di sebuah lembah yang dikelilingi oleh Pegunungan Tambrauw. Kota ini adalah basis yang tepat untuk aktivitas pengamatan burung Cendrawasih Belah Rotan dan banyak spesies burung tropis seperti Kakaktua Putih Besar (Sulphur-crested Cockatoo), Kakaktua Raja (Palm Cockatoo), Parrot Pipi Merah (Red-cheeked Parrot), Lorikeet Ketiak Merah (Red-flanked Lorikeet) dan masih banyak lagi. Ada rumah singgah yang bisa dijadikan sebagai tempat menginap bagi wisatawan yang ingin mengamati burung dan satwa liar. Rumah singgah yang adalah akomodasi sederhana itu terletak di samping Pastoran Gereja Katolik Fef yang lama untuk menginap. Ada juga rumah-rumah penduduk yang bisa dijadikan sebagai tempat menginap sementara. Kota Fef bisa dijangkau dengan kendaraan 4WD dari kota Manokwari atau kota Sorong.
Burung Cendrawasih Belah Rotan
Peralatan Pengamatan Burung dan Satwa Liar
Wisatawan perlu membawa peralatan seperti teropong (binoculars), kamera lensa panjang, senter, laser pointer (cahaya hijau) untuk melakukan aktivitas pengamatan burung dan satwa liar di hutan.
Aktivitas Ekowisata di Papua Barat
Setelah menikmati aktivitas pengamatan burung Cendrawasih Belah Rotan di dataran utama, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke daerah lain di Papua Barat seperti ke kota Wasior di Teluk Wondama, atau ke pulau-pulau di Raja Ampat untuk menikmati wisata bahari seperti renang, snorkeling, selam skuba atau sekedar melihat pemandangan alam bahari yang indah.
Daerah pesisir pantai Kabupaten Tambrauw seperti Pantai Weyos juga menarik dilihat karena di situ wisatawan bisa menikmati berbagai kegiatan wisata seperti melihat penyu bertelur, memancing ikan di laut terbuka atau menjelajah hutan pegunungan rendah guna melihat rusa, soa-soa, kuskus, ular dan berbagai spesies serangga terutama kupu-kupu dan kumbang yang berwarna-warni.
Teropong pengamatan burung yang saya rekomendasikan: